Proses bisnis tidak bisa terlepas dari akuntansi. Sebelum memulai melakukan peringkasan, pencatatan, klasifikasi, dan mengolah data transaksi. Semua itu adalah bagian dari aktivitas akuntansi yang perlu dilakukan oleh pebisnis. Dalam akuntansi, sebagai pebisnis perlu mengetahui konsep dasar akuntansi.

Pengertian

Konsep dasar akuntansi sudah dipahami sebagai satu landasan universal untuk memahami analisis, pandangan, dan pendapat oleh para pembuat laporan keuangan maupun para pihak yang berkepentingan.

Pemahaman seperti ini harus dipahami, agar tidak ada salah dalam setiap langkah-langkah penerapan akuntansi dalam bisnis. Sehingga akan mudah melakukan penerapan akuntansi dalam perusahaan yang membutuhkan.

Baca Juga: 10 Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli

Ada 8 Konsep dasar akuntansi yang perlu dipahami oleh pihak-pihak yang membutuhkannya. Adapun kedelapan konsep tersebut adalah:

Kesatuan

Konsep kesatuan adalah konsep pertama yang perlu dipahami oleh para pengusaha. Konsep ini mengacu pada informasi mengenai masalah keuangan suatu perusahaan atau bisnis sesuai dengan standar akuntansi yang ada.

Data yang disajikan merupakan data yang real mengenai kondisi keuangan bisnis pada saat itu. Sehingga data keuangan yang dilaporkan benar-benar bisa digunakan untuk kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan.

Kesinambungan

Perusahaan dalam melakukan kegiatan usaha perlu untuk berjalan secara terus menerus. Jika bisnis hanya berjalan dalam waktu singkat, maka informasi akuntansi yang disajikan tidak akan ada artinya. Kesinambungan ini akan melihat kondisi perusahaan secara periodik. Apakah mengalami kemajuan atau kemunduran.

Dengan adanya laporan keuangan yang disajikan secara periodik, tentu akan memudahkan dalam menemukan suatu data yang akurat mengenai pendapatan dan beban perusahaan yang mudah tersajikan.

Dari hasil laporan yang ada, maka bisa dilakukan keputusan maupun strategi terkini untuk membawa perusahaan lebih maju dan berkembang berdasarkan data keuangan yang ada.

Periode Akuntansi

Bisnis yang berkesinambungan akan menghasilkan sebuah laporan keuangan secara periodik yang berbentuk laporan keuangan. Umumnya laporan akuntansi akan tersaji secara tahunan dengan melihat kinerja bisnis secara satu tahunan.

Sehingga untuk mendapatkan hasil yang terbaik, bisnis perlu melakukan pencatatan secara harian, dan bulanan untuk memudahkan pencatatan saat akhir tahun.

Penetapan Nilai Uang

Konsep akuntansi berikutnya adalah mengetahui penetapan beban dan pendapatan berdasarkan dengan nilai uang yang dimiliki. Penetapan beban dan pendapatan bisa dilihat dengan laporan bulanan yang dibuat oleh tim akuntansi bisnis. Oleh karena itu, agar pendapatan dan beban bisa terealisasikan harus dilakukan pencatatan yang benar.

Adanya laba dan rugi akan memperlihatkan secara real mengenai kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Posisi keuangan maupun hasil usaha suatu perusahaan akan menjadi dasar penetapan sesuai dengan nilai akuntansi yang tersedia.

Harga Perolehan

Harga perolehan memilii definisi mengenai jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang atau jasa dalam pertukaran bisnis. Nantinya barang yang diterima akan menjadi harta kekayaan pada bisnis.

Setiap harta kekayaan yang diproleh oleh bisnis perlu dicatat dalam laporan keuangan. Setiap angka yang dibayarkan dalam memperoleh harta kekayaan adalah nilai yang dicatat pada laporan keuangan. Sehingga nilai perolehan akan tercatat pada laporan keuangan bisnis.

Prinsip Periode Ekonomi

Konsep dasar akuntansi pada bisnis harus didasarkan pada prinsip periode ekonomi. Prinsip ini akan mengartikan sebuah penilaian dan pelaporan keuangan bisnis dengan dibatasi pada periode waktu tertentu. Sehingga menghasilkan data keuangan yang terukur dalam satu waktu tertentu.

Konsistensi

Konsistensi dalam akuntansi adalah hal penting. Semua pebisnis wajib melakukan hal ini. Konsistensi disini mengenai bentuk laporan yang akan disajikan harus selalu sama dalam setiap periode. Jangan pernah berubah-berubah.

Ketika bisnis inkonsistensi dalam menerapkan laporan keuangan. Maka akan menganggu pertumbuhan dari bisnis itu sendiri. Jadi, setiap pebisnis harus mampu mengawasi hal ini agar penerapan akuntansi pada bisnis bisa dilakukan dengan tepat.

Objektivitas dan Materinitas

Konsep dasar akuntansi harus berdasar pada objektivitas dan materinitas. Artinya, setiap data dan informasi keuangan perusahaan harus disajikan dengan apa adanya, tanpa ada tekanan dari pihak manapun di dalam bisnis.

Sedangkan materialitas adalah data dengan jumlah transaksi kecil dan tidak menganggu kondisi keuangan bisnis, data tersebut bisa diabaikan.

Baca Juga: Pengertian Rasio Keuangan dan Jenis-Jenisnya

Nah demikianlah konsep dasar akuntansi yang perlu dipahami oleh para pebisnis. Konsep akuntansi ini berlaku universal. Sehingga bisa diterapkan pada seluruh bidang bisnis. Mungkin, hanya dari sisi perhitungan data keuangan saja yang akan berbeda.